Raja TV
Apa yang Terjadi pada Tubuh dan Otak ketika Patah Hati? Ini Kata Ahli!

Apa yang Terjadi pada Tubuh dan Otak ketika Patah Hati? Ini Kata Ahli!

Admin
10 Mei 2022
Dibaca : 766x

Siapa yang gak pernah mengalami patah hati? Ditinggal orang terkasih memang menyesakkan, tak jarang kita melampiaskan emosi dengan cara menangis selama berhari-hari. Rasanya, dunia berubah menjadi kelabu dan tak berwarna seperti biasanya. Hiks!

Namun, tahukah kamu? Ternyata, patah hati bisa dijelaskan dari sudut pandang ilmiah, lho! Mau tahu penjelasannya? Check this out!

1. Patah hati punya nama ilmiah sendiri!

Di dunia medis, patah hati dikenal dengan nama stress-induced cardiomyopathy, ungkap laman Heart.org. Sindrom ini bisa menyerang siapapun, bahkan jika kondisi fisik kita sehat dan bugar. Patah hati menimbulkan rasa nyeri yang intens di dada dan dipicu dari pengalaman emosional yang menyakitkan.

Misalnya, orang terdekat yang meninggal, perceraian, putus cinta, diabaikan atau mengalami penolakan. Sebuah situs menyebut bahwa perempuan lebih rentan mengalami hal ini, karena reaksi dari hormon yang memicu stres berlebih.

2. Perubahan pada jantung ketika mengalami patah hati

Patah hati kerap salah didiagnosis sebagai serangan jantung, sebab gejalanya yang serupa. Hasil tes menunjukkan bahwa terjadi perubahan ritme jantung yang dramatis dan tekanan darah yang mirip dengan gejala serangan jantung. Perbedaannya, patah hati tidak menyebabkan penyumbatan arteri jantung.

Ketika patah hati, sebagian jantung akan membesar untuk sementara dan tidak memompa darah dengan baik. Sementara, bagian jantung yang lain akan berfungsi normal, atau bahkan mengalami kontraksi yang lebih kuat. Kabar buruknya, patah hati bisa menyebabkan kegagalan otot jantung ketika kita berlarut-larut dalam duka. But, don't worry! Patah hati selalu bisa disembuhkan kok! Seiring berjalannya waktu, luka yang kita derita akan pulih dan sembuh dengan sendirinya.

3. Kenali gejala-gejala ini ketika kamu patah hati

Tubuh kita mengalami perubahan ketika patah hati. Gejala yang umum terjadi adalah angina (nyeri dada) dan sesak napas. Selain itu, kita juga berisiko mengalami aritmia, di mana detak jantung menjadi tidak beraturan. Shock kardiogenik juga bisa terjadi. Hal ini ditandai dari jantung yang tiba-tiba melemah dan tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh, ungkap laman Heart.org. Kamu harus sigap, karena ini bisa menjadi fatal bila tak diobati segera. Sebab, ketika seseorang meninggal akibat serangan jantung, penyebab kematiannya paling banyak karena shock kardiogenik.

4. Inilah hormon yang dikeluarkan tubuh ketika patah hati

Ketika kita jatuh cinta, otak mengeluarkan hormon kebahagiaan, seperti dopamin dan oksitosin. Namun, ketika patah hati, otak mengeluarkan hormon yang berbeda, yaitu cortisol dan epinephrine. Apa efek dari hormon-hormon tersebut?

Terlalu banyak kortisol dapat menyebabkan otot membengkak, sakit kepala, leher kaku dan dada sesak, terang laman Hey Sigmund. Selain itu, masalah lain dapat terjadi, seperti kram perut, diare, masalah tidur hingga kehilangan nafsu makan.

5. Apakah patah hati bisa menyebabkan kematian?

Ternyata, patah hati lebih berbahaya dari yang kita pikir. Bahkan, patah hati bisa menyebabkan kematian! Dalam beberapa kasus, patah hati memicu stres dan dapat menyebabkan kerusakan fisik pada jantung, ini dikenal juga dengan sebutan takotsubo cardiomyophaty atau broken heart syndrome. Sejarahnya, sindrom ini pertama kali diketahui di Jepang pada tahun 1990. Cardiomyophaty membuat otot jantung melemah, namun di sisi lain dapat menyebabkan pembengkakan jantung dan kontraksi otot jantung yang lebih kuat.

Kasus nyata di mana patah hati dapat menyebabkan kematian adalah kematian Debbie Reynolds, ibu dari aktris Carrie Fisher, yang meninggal satu hari setelah kematian anaknya, terang Satjit Bhusri, ahli jantung dari Lenox Hill Hospital, New York, dalam laman NBC News. Diduga, ikatan emosional yang kuat antara ibu dan anak adalah pemicu dari rasa kehilangan yang berlebih dan dapat berimplikasi pada kematian. Yep, patah hati tak melulu tentang asmara, tetapi bisa juga dari kehilangan anggota keluarga.

6. Patah hati dapat menurunkan kepercayaan diri dan memicu depresi

Gak cuma berdampak buruk pada fisik, patah hati juga bisa memiliki efek buruk pada kesehatan mental. Peneliti dari Virginia Commonwealth University melakukan penelitian pada 7 ribu orang dan menganalisa level depresi dan kecemasan berdasarkan pengalaman traumatis yang pernah mereka alami.

Peneliti mendapat kesimpulan bahwa rasa kehilangan akibat patah hati dapat berpengaruh pada turunnya rasa kepercayaan diri, terang laman Elite Daily. Bahkan, ini juga bisa mengarah pada gangguan kecemasan dan depresi! Berbahaya juga, ya?

7. Patah hati memicu masalah tidur

Ketika patah hati, akan sulit untuk menenangkan pikiran dan beristirahat normal seperti biasa. Justru, yang sering terjadi adalah overthinking dan mengingat-ingat kembali apa yang sudah terjadi. Berharap, semuanya bisa diperbaiki kembali seperti dulu. Gak heran kalau kita mengalami kesulitan tidur setelah patah hati terjadi.

Stres akibat putus cinta dapat membuat kita cemas berkepanjangan. Kesedihan dan kehilangan dapat memengaruhi sistem saraf dan membuat kita sedikit kehilangan kendali. Inilah yang memengaruhi insomnia muncul pada periode ketika kita patah hati, terang Ronald Alexander, psikoterapis dan penulis buku, seperti yang dituturkan pada laman Huffpost.

8. Patah hati memicu perubahan pola makan

Dan terakhir, patah hati juga bisa mengubah pola makan. Kita bisa kehilangan selera makan secara total ataupun justru makan lebih banyak dari biasanya.

Makan seolah menjadi pelampiasan dan pelarian atas luka di hati. Ketika patah hati, kita cenderung mencari makanan yang tinggi kalori, gula dan garam. Bahkan, di sebagian kasus, sebagian orang melarikan patah hati dengan alkohol.

Sebaliknya, patah hati juga mendorong kita untuk malas makan. Seolah kita tak berhasrat dan kehilangan nafsu makan, meskipun kenyataannya kita lapar. Pengaruh hormon yang mendorong terjadinya perubahan pada pola makan, terang laman Huffpost.

Nah, itulah penjelasan ilmiah tentang patah hati. Kalau kamu sendiri, mana yang paling sering dialami?

Berita Terkait
Baca Juga:
Camilan Sehat Asal Meksiko

Wisata kuliner 13 Okt 2024

Camilan Sehat Asal Meksiko

Masyarakat Meksiko juga dikenal sebagai Mestizo. Alasannya, begitu banyak percampuran budaya di negerinya, mulai dari Amerika Latin, Timur Tengah, hingga

Emporio Architect Jasa Arsitek Rumah Terbaik & Profesional di Bali

Tips 8 Feb 2022

Emporio Architect Jasa Arsitek Rumah Terbaik & Profesional di Bali

Saat ini jasa arsitek rumah profesional sudah bukan hal yang asing lagi di telinga masyarakat. Terlebih jika mereka sering menggunakan layanannya

Tampil Cantik Itu Harus Sehat

Kecantikan 13 Agu 2018

Tampil Cantik Itu Harus Sehat

Tampil Cantik Itu Harus Sehat.Sehat dan cantik menjadi dambaan semua wanita di dunia. Karena sehat itu sudah pasti cantik tapi cantik saja belum tentu

Universitas Ma'soem

Pendidikan 7 Mei 2024

Manajemen Perbankan Syariah: Prospek dan Program Studi di Universitas Ma'soem University

Manajemen Perbankan Syariah: Prospek dan Program Studi di Universitas Ma'soem University Perbankan syariah merupakan sektor finansial yang diatur

Pelapis Anti Bocor Terbaik untuk Dak Beton

Tips 28 Jun 2022

Pelapis Anti Bocor Terbaik untuk Dak Beton

Pelapis anti bocor mana yang cocok untuk dak beton? Meskipun tidak terlihat secara langsung, perbedaan dak beton yang menggunakan pelapis anti bocor

5 Kanker Paling Mematikan di Dunia dan Belum Ada Obatnya

Kesehatan 10 Jun 2022

5 Kanker Paling Mematikan di Dunia dan Belum Ada Obatnya

Sudah sejak lama penyakit kanker menjadi momok menakutkan bagi orang-orang. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), kanker adalah penyakit

rajabacklink
Copyright © Pengalamanku.com 2024 - All rights reserved
Copyright © Pengalamanku.com 2024
All rights reserved